Benahi Dermaga Baru Jembatan
Ketua Pengurus Pusat Masyarakat Transportasi Indonesia, Muslich Zainal Asikin berpandangan, proyek jembatan Selat Sunda belum diperlukan. Menurut dia, perluasan pelabuhan dan perbaikan manajemen masih bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi transportasi penyeberangan di Selat Sunda.
"Proyek jembatan Selat Sunda masih banyak ahli dan pihak-pihak yang sangat tidak setuju karena belum diperlukan. Apalagi dengan biaya besar. Masih banyak proyek prioritas yang lebih kecil biayanya saja belum direalisir," sebut Muslich kepadaKompas.com, Senin (9/7/2012).
Zainal mengungkapkan, kemacetan berulang yang terjadi di sekitar Pelabuhan Merak, Banten, karena sejumlah hal yakni kekurangan kapal penyeberangan dan dermaga hingga manajemen yang kurang baik. Untuk itu, solusi yang dinilai lebih pas adalah, pertama, penambahan kapal dan darmaga.
Kekurangan kapal, menurutnya, karena kapal sedang dok atau mengalami perbaikan. Permasalahan ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan menyewa kapal dari luar negeri. Dengan jumlah kapal yang banyak dan kapasitas yang lebih besar maka masalah penyeberangan Merak-Bakauheni bisa ditanggulangi.
"Dan kalau meningkat, di masa yang akan datang cukup dengan menambah dermaga dan menambah jumlah kapal dan ukurannya yang lebih efisien sehingga efektif dalam menyeberangkan orang maupun barang," papar Zainal.
Kedua, perluasan pelabuhan. Bila pelabuhan diperluas, maka lalu lintas penyeberangan bisa ditingkatkan dua kali lipat.
Ketiga, kata Muslich, adalah perbaikan manajemen yang selama ini dinilainya kurang kompeten mengurus penyeberangan.
"Masalahnya adalah salah urus. Salah kelola dibawah tim manajemen yang tidak cakap dan kurang kompeten," ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah sekarang ini tengah membahas mengenai studi kelayakan proyek jembatan Selat Sunda. Proyek ini masuk dalam badan buku rencana proyek kerjasama pemerintah dan swasta atau PPP (public private partnership) Book 2012.
Buku tersebut berisikan 58 proyek infrastruktur andalan pemerintah. Jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera ini terletak di Provinsi Lampung dan Banten. Panjang jembatan ini diperkirakan mencapai 27,4 kilometer.
Menurut data dari Bappenas, biaya pembangunan Jembatan Selat Sunda bisa mencapai 25 miliar dollar AS atau sekitar Rp 225 triliun. Sebelumnya, estimasi biaya pembangunan proyek itu 15 miliar dollar AS. Kepastian biaya sesungguhnya baru akan diketahui setelah ada hasil studi kelayakan. Sementara itu, target konstruksi awal JSS akan dilakukan pada 2015 dan mulai beroperasi pada 2025.
Sumber : Kompas.com